To my friend: Don't Lie... Don't lie to yourself.. :)
"Kathleen..."
Sapaan itu segera saja datang ketika aku muncul ke permukaan air. Kuangkat wajahku dan mendapati Johan berdiri di tepi kolam renang.
"Oh.. hi Jo..." Pelan-pelan kunaiki tangga kolam renang. Lalu aku mengambil handukku yang tergantung di kursi.
"Hari ini minggu." Kata Johan nggak jelas.
Aku masih sibuk mengelap wajahku yang basah. Lalu melepas topi renangku.
"Hari ini minggu," Kata Johan lagi.
Aku menoleh padanya dan memasang wajah "Iya, Minggu, terus kenapa?" tanpa mengucapkan sepatah katapun.
Ya memang sih Johan atlet yang terkenal, tampan, keren, dan talanted, tapi entah kenapa, aku betul-betul nggak tertarik dan malah agak risih padanya. Hampir tiap hari ia selalu menyapaku dan mengajak ngobrol di tepi kolam renang. Emang dia nggak ada kerjaan lain apa?
"Jadi...Habis gini kamu ada acara nggak?" Tanya Johan.
Aku berpikir sejenak, lalu menjawab. "Ada."
Wajah ceria Johan berubah menjadi kecewa. Aku baru saja hendak berbalik pergi ke kamar ganti, tapi lagi-lagi Johan mencegatku.
"Eh.. bentar.." Johan merogoh tas tenisnya. Lalu ia mengeluarkan selembar kertas. Ia menyodorkan kertas itu padaku. "Club Tenis mau ngadain camp... and kita boleh invite orang luar... jadi aku invite kamu..Kalau bisa, datang ya!"
Aku melirik kertas itu. Lalu mengangguk singkat pada Johan. Jujur aja, aku nggak minat sama sekali. Begitu sampai di ruang ganti, kulipat saja kertas itu sembarangan lalu memasukannya ke dalam tas renangku.
***
Kulirik jam tanganku. Dasar, sudah 1 jam aku menunggu di sini dan orang itu belum muncul-muncul juga. Nggak berperasaan banget sih? Tahu gitu, aku nggak mbela-belain cepet-cepet mandi tadi.
Dengan kesal aku mengaduk-aduk es kopiku dengan sedotan. Huh! Bosen juga kalau begini. Aku butuh sesuatu yang bisa aku baca. Kubuka hpku, tapi nggak ada sms sama sekali. Terpaksa kurogoh-rogoh tas renangku, siapa tahu ada sesuatu. Lalu aku menemukan kertas pemberian Johan tadi. Lumayan lah, bisa dibaca.
Aku mulai membacanya. Camp Tenis itu diadakan 3 hari, dari Jumat depan. Hmn.. aku berpikir sejenak, Jumat depan aku ada kuliah nggak ya? Lho... kenapa kok aku tiba-tiba tertarik ikut camp ini ya? Baru saja aku hendak membaca kertas itu lagi, tapi tiba-tiba sekelilingku gelap. Aku kaget sejenak, lalu aku menggertakkan gigi dengan marah.
"Stanley..." Ujarku ketus.
Stanley terkekeh lalu melepaskan tangannya yang tadi menutupi mataku. Ia berjalan dengan santai ke kursi di sebrangku. Ia duduk dan menatapku dengan wajah tanpa rasa bersalah.
"Sory hun... tadi aku masih ngerjain proyek yang baru ini... jadi lupa waktu..."
Aku nggak menganggapinya. Dengan cuek aku membaca kertas camp tadi, walaupun aku nggak bener-bener membaca. Aku cuma pura-pura membacanya.
"Hun... kamu marah ya?" Tanya Stanley dengan nada sedih.
Tapi aku masih belum mau menanggapinya. Kuteruskan akting cuekku. Huh! Mana mungkin sih ada cewek yang nggak marah disuruh nunggu 1 jam tanpa ada kabar apa-apa? Mana dateng dengan wajah nggak bersalah lagi!
"Hun.. ayolah jangan marah.. Aku minta maaf banget!" Kata Stanley lagi dengan memelas. Tapi aku masih belum menanggapinya. Akhirnya Stanley berdiri, lalu berlutut di sebelahku. "I'm So Sorry Hun..."
Aku bengong. Tapi begitu sadar kami diperhatikan semua orang di cafe itu, aku segera berujar, "Yaya, tak maafin! Cepet berdiri! Diliatin orang!"
Stanley beridiri, lalu duduk kembali di kusinya sambil nyengir. Aku menunduk untuk menutupi wajahku yang sudah semerah tomat ini.
"Hun, Jumat depan ada acara?" Tanya Stanley.
Aku mengernyit. "Entahlah, kayaknya sih nggak ada. Kenapa?"
Stanley tersenyum.
***




2 komenz:
Wkwkwkwk...
Crtmu bkn q nguaaakakk Xian..
Hahahha..
XDD
Bkn seng lbi akeh mne..!!
♥ it.!!
hahaha...
like this!!
Post a Comment